Global Visitor

Flag Counter

Smart Backlink

Free Auto Backlink - Gratis Backlink Otomatis

LOGOKU

LOGOKU

IDENTITY SYMBOL

Posted by Unknown Tuesday, May 14, 2013 0 comments
------------------------------CERITA BREWOK DAN JENGGOT-------------------------------



Jenggot dan brewok sering menjadi identitas diri suatu kelompok, golongan, atau sekelompok masyarakat tertentu, dan tentunya memiliki makna khusus dengan definisi masing-masing. Kadang-kadang, memelihara rambut di wajah menjadi mode atau trend yang tidak berumur panjang yang sengaja dipelihara.
Di Russia ( dulu Uni Sovyet ), pada pemerintahan Tsar Peter ( Peter Agung 1672-1725), masyarakat Russia pernah kalang kabut akibat sebuah aturan yang dibuat oleh sang Tsar, Peter Agung melakukan Westernalisasi di seluruh tanah Russia, dalam konsep westernalisasi tersebut, semua kelakuan dan penampilan harus diubah menuju gaya lebih modern dan progresif.
Westernalisasi tersebut juga mencakup, gaya berpakaian dan penampilan warga Russia, kebanyakan gaya para penduduk Russia biasanya berpenampilan tertutup, dari kepala sampai kaki, dipadu dengan memelihara jenggot selebat-lebatnya, penampilan seperti itu dipengaruhi oleh kepercayaan dan adaptasi mereka dengan lingkungan alamnya yang dingin ( mungkin dengan memelihara jenggot selebat-lebatnya membuat mereka merasa atau lebih hangat, pendapat pribadi ). Dalam sudut pandang Tsar Peter, penampilan seperti itu adalah cerminan penduduk Russia yang kolot, jorok, miskin, dan tidak terpelajar.
Untuk diketahui, Tsar Peter adalah orang terpelajar, bahkan lulusan dari beberapa Universitas terkenal di eropa. Tsar Peter meras perlu merubah wajah penduduknya, dan menganggap penampilan kebanyakan sudah kuno dan ketinggalan jaman. Maka, Tsar Peter memerintahkan Patroli Polisi yang tidak bersenjata api, tetapi Patroli menggunakan gunting, siapa saja yamg ditemui masih berjenggot dan brewok, akan dicukur habis sampai klimis. Pakaian tertutup diganti dengan yang lebih formal dan enak dilihat.
Ini dia masalahnya.....
Ada pepatah mengatakan : “ Bagaikan orang China Kebakaran Jenggot”, yang memiliki arti : seseorang menjadi panik akibat musibah mendadak. Jika kita cermati pada film-film klasik China, para tokoh elite kekaisaran, pejabat, Hakim dan kaum cendikiawan, semuanya memelihara jenggot, walau setipis apapun, bahkan dianggap suatu keharusan ( kasihaan), sebab, memelihara jenggot dianggap sebagai simbol kearifan, kebijaksanaan, dan kewibawan seseorang, apalagi seorang tokoh ternama, lihat saja Tokoh Hakim Bao ( Bao Zheng), jadi, wajar saja ada pepatah Seperti Orang China kebakaran Jenggot, sudah susah-susah dipelihara, eh terbakar pula, hilanglah lambang kearifan, kebijaksanaan, dan wibawanya sebagai tokoh panutan.
Sebagai identitas kearifan dan kebijaksanaan, jenggot begitu penting, symbol ini juga terlihat pada penampakan patung Dewa zeus di yunani, Para Pharaoh di Mesir juga selalu memakai jenggot. Bagi umat muslim, memelihara jenggot juga sunnah Nabi Muhammad saw, apa boleh buat, bagi muslim yang tidak memilki gen berjenggot, kecuali para pria timur tengah dan india, mereka memiliki keistimewaan dalam hal brewok dan janggut, pernah suatu ketika dalam sebuah acara, ditanyakan mengapa atau apa alasan mereka memelihara jenggot, mereka berkata, bukan untuk apa-apa, karena capek memotongnya, jadi dibiarkan saja apa adanya.
Lain lagi cerita di America tahun 60-an, muncul suatu kelompok dengan nama gerakan hippies, mereka beramai-ramai memelihara brewok dan jenggot, karena itu adalah penampilan alamiah, kebebasan dan kemapanan alasan mereka. Bagi masyarakat yang klimis, gerakan hippies adalah penampilan liar yang tidak teratur dan dianggap marjinal dari masyarakat kapitalis ala amerika.
Jaman film koboi Amerika yang diwakili John Wayne ikut tampil Klimis necis. Beda dengan penampilan Koboi ala Italia yang urakan diwakili Franco Nero dan musuh bebuyutannya Koboi Mexico Fernando Sancho yang tampil kumal. Kalau dilihat dari sejarah tokoh Amerika, terdapat model yang memelihara brewok lebat, lihat saja Presiden Abraham Loncoln yang terkenal itu, atau tokoh symbolic paman Sam yang muncul waktu perang sipil. Para Rabbi Yahudi, Rahib Katolik Ortodoks Yunani dan Russia, dan pendeta Hindu di India masih memiliki atribut wajib jenggot sebagai “perelngkapan” ritual mereka ( hehe agak menyimpang, jangan diambil hati yaa)
Dalam abad 18 , 19, dan 20, model trend jenggot masih bertahan di Eropa dan Amerika, coba perhatikan tokoh-tokoh besar seperti Karl Marx dan frederik Engels, dan Lenin kurang beruntung, karena Brewoknya tidak selebat kedua idolanya itu ( Kasihan Lennin, sori sedikit ngelantur). Sebaliknya Stalin lebih fokus pada pemeliharaan kumis, Mao ze dong kurang beruntung, sebab tidak satu rambutpun tumbuh di mukanya, sebab kalau tidak berbakat keturunan, biarpun bertapa setahun dalam hutan, kalau memang tidak berkumis dan berjenggot, tidak akan tumbuh, sekali brewok ya tetap brewok, dan kalau klimis pasti klimis, kecuali memakai penumbuh bulu.
Pada akhir tahun 1990-an, pemuda Eropa yang menganut kepercayaan tertentu memelihara Brewok tipis, mirip Frank Zappa di era 70-an, dan model ini menjadi trend, bahkan sempat masuk menjadi gaya sebagian pemuda tanah air.
Para tokoh nasional indonesia juga banyak yang memelihara jenggot dan kumis, seperti, Imam Bonjol, Agus Salim, Jenderal Gatot Subroto, Ali Sostro Amijoyo, dan banyak lagi. Karena dianggap sebagai symbol dari identitas diri, brewok langsung dilirik oleh kaum oportunis penjual obat penumbuh bulu (alamak, mau bilang bisnis obat saja pake kata-kata panjang). Bahkan sampai kita membaca tulisan ini, obat penumbuh bulu ( baca : jenggot dan Kumis) tetap eksis di koran, tabloid, majalah, media elektronik dan beberapa website, walau di lapak kaki lima sudah jarang ada, mereka lebih menyukai cash and carry, dan bisnis ini tumbuh subur (sepertinya). Para konsumen beranggapan, kalau sudah punya brewok, akan tampil (lebih) Macho.
Ada-ada saja.....
Semoga bermanfaat dan menghibur...

0 comments:

Post a Comment

FAIR

FAIR

NETWORKED BLOGS

Labels